Tuesday, May 16, 2017

Five Months to Go

When You Get a Groove Going, Time Flies (Donald Fagen)

Tidak terasa tujuh bulan sudah aku tinggal di Birmingham, kota terbesar kedua di Inggris Raya, menjalani kehidupanku sebagai seorang pelajar. Waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku menginjakan kaki di Birmingham International Airport, mengikuti induction week di kampus, masuk kelas pertama-ku, dan sederetan memori lainnya yang ingin aku lekatkan di ingatanku.

18 September 2016, hari di mana aku menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Birmingham, tepat di siang hari. Hari di mana aku akan mulai menempuh pendidikan selama setahun.  Kesan pertama yang aku dapat saat tiba di Birmingham International Airport: takjub melihat bandara internasional ini ternyata dilengkapi dengan fasilitas tempat sholat. Awal yang baik untuk menghapus kekhawatiranku menjalani hidup sebagai minoritas di Inggris.

Sampailah aku di bagian Birmingham yang bernama Selly Oak, sebuah desa di pinggiran kota Birmingham yang lokasinya dekat dengan kampusku, University of Birmingham. Di desa inilah aku tinggal. Jarak Selly Oak menuju pusat kota Birmingham sekitar 20 menit menggunakan bis atau 10 menit dengan kereta. Sebagai kota terbesar kedua di Inggris, fasilitas di Birmingham sangat lengkap meskipun tidak terlalu berlebihan. Bahkan ada Chatime di salah satu pusat perbelanjaannya (ini penting banget!!!). Birmingham adalah kota yang nyaman untuk hidup, meskipun tidak banyak tourist attractions di sini. Tapi aku sudah cukup bahagia bisa duduk di pinggir kanal bersama segelas green tea latte. Setidaknya sampai aku harus beranjak karena masuk angin.

Sebagai seorang Muslim, awalnya aku merasa khawatir kesulitan untuk melaksanakan ibadah maupun menemukan makanan halal di Birmingham. Anggapan ini kemudian pupus, saat melihat sederetan tempat makan halal di Selly Oak, daerah tempat tinggalku. Sebagian besar tempat makan di Selly Oak telah mengantongi sertifikat halal. Begitupun dengan tempat makan di Kota Birmingham dan Inggris secara keseluruhan. Ini menjadi alasan kenapa aku begitu menikmati masa-masa menempuh pendidikan di Birmingham. Dan sekarang waktuku di sini hanya tersisa sekitar lima bulan lagi, sebelum aku kembali ke Indonesia, sebelum aku kembali ke kenyataan.

Di satu sisi aku bersyukur kehidupanku di sini berjalan dengan sangat lancar. Aku juga senang akan segera berjumpa dengan keluarga dan teman-temanku di Indonesia. Aku akan kembali menikmati makanan-makanan kesukaanku. Aku tidak perlu lagi susah-susah mencari tempat yang memungkinkan untuk beribadah ketika sedang travelling, karena mudah sekali menemukan mushola di Indonesia.

Tapi di sisi lain, aku pasti akan sangat merindukan kehidupanku sebagai pelajar di Birmingham. Aku akan merindukan masa-masa mengenakan pakaian kasual- t-shirt, jaket, celana jeans dan sepatu kets dengan tas ransel- sesuatu yang tidak mungkin aku kenakan saat kembali ke kantor. Aku akan merindukan sapaan kasir di Aldi, minimarket di depan tempat tinggalku semacam "Hey, are you alright?". Aku akan merindukan duduk di rerumputan di Winterbourne House and Garden, menikmati afternoon tea kesukaanku, ataupun membaca buku di salah satu bangku taman -sampai masuk angin. Aku akan merindukan menjadi impulsif, tiba-tiba membeli tiket kereta untuk pergi ke sisi lain Inggris dan berpetualang sendirian. Dan yang paling penting, aku akan merindukan semua teman-teman yang sudah menemani perjalananku selama menempuh pendidikan di Birmingham, orang-orang yang berhasil membuatku melupakan homesick dan terhindar dari winter blues.

Birmingham, kota di mana aku banyak belajar mengenai kehidupan, saat aku berada 10 ribu mil dari rumah dan jauh dari keluarga. Aku berharap, saat aku kembali ke Indonesia, aku bisa membawa bagian diriku yang lebih berani dan ceria untuk bekal kehidupanku selanjutnya. Sungguh, aku bersyukur atas kesempatan merasakan pengalaman yang luar biasa ini.

Untuk sekarang, aku masih memiliki sisa waktu selama lima bulan. We don't know how long we are going to live, so I choose to live in the moment. Aku akan menikmati waktuku yang tersisa selama di sini, mengukir kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan setiap detiknya. Meskipun aku tahu, akan ada serpihan jiwaku yang akan selalu tertinggal di tempat ini.

So, five months to go and I'll be home.

No comments:

Post a Comment