Thursday, September 8, 2016

Road to Birmingham

Saat tulisan ini dibuat, aku sedang mempersiapkan diri untuk berangkat ke Birmingham minggu depan (termasuk harap-harap cemas menanti visa, menanti SA dan menanti jodoh *eh*. Semoga semua dapat datang tepat waktu. Termasuk yang ketiga).

Perjalanan menuju kuliah di University of Birmingham dimulai awal tahun lalu, saat aku datang ke UK Education Expo di Hotel Sahid. Sebenarnya aku tidak pernah memasukan UoB dalam opsi tujuan kuliahku. Aku dulu sangat ingin kuliah di St. Andrews, sampai sudah membayangkan duduk-duduk di kastil atau rerumputan sambil baca buku, terus tiba-tiba ada cowok ganteng menghampiri dan bilang: "Hey you read that book? That's my favorite too!". Kyaaaaa. (Oke imajinasi gue emang berlebihan).

Sampai ketika negara api menyerang. Perwakilan UoB di UK Education Expo sukses meyakinkanku untuk memilih kampus ini. Mas-mas ganteng bermata biru yang atraktif betul-betul sukses merayuku untuk mendaftar ke UoB. Well, jawaban profesional-nya: karena UoB menawarkan Asia Pasific Security Studies, sesuai dengan minat dan pekerjaanku sekarang *kibas kerudung*. Anw, di atas kertas syarat untuk masuk UoB tidak susah. IELTS 6,5 dengan setiap band minimal 6. Taaapppiiii.... Buatku ini susah. Aku tes IELTS pertama kali di bulan Agustus 2015, seminggu setelah pindah ke instansi yang baru. Ngeri-ngeri sedap karena tanpa persiapan. Kesibukan masa transisi benar-benar membuatku tidak belajar sama sekali. Nekat aja gitu. Hasilnya... 6.5 sih, tapi writing masih 5.5. Terus nekat daftar UoB. Sesuai dengan pesan ibuku: bukan admission office yang menentukan, tapi Allah. Di saat-saat seperti ini aku beneran jadi alim.

Selain IELTS, ada syarat-syarat lain yang dibutuhkan. Ada beberapa essay yang ditulis. Juga dua surat rekomendasi. Surat rekomendasi satu dari dosen, satu dari atasan. Untuk essay... Thanks to someone... You've helped me a lot. Beberapa bulan kemudian.. aku mendapat conditional offer letter. Butuh IELTS yang cukup untuk bisa mendapatkan unconditional offer letter. Oke tes IELTS lagi. Kali ini harus pake preparation. Tapi kemudian negara api kembali menyerang. Lagi-lagi aku hampir nggak ada waktu untuk preparation. Bukan sok sibuk, tapi beneran deh dulu aku sibuk banget :(

Seminggu setelah seleksi substansi LPDP, aku tes IELTS lagi. Kali ini lebih nggak ada persiapan. Hasilnya... Jeblok. Masih 6.5 tapi tetep aja writing-nya kurang. Haaahhh harus segera tes IELTS lagi secepatnya. Demi unconditional offer letter. Demi nggak di-kick dari PK-74 tercinta. Jadilah aku nggak datang ke nikahan roommate aku demi IELTS. Kali ini aku harus bisa. Alhamdulillah bisa. Dapat 7.5. Langsung aku scan dan kirim sertifikat IELTS ke UoB. Nunggu lama. Dari tanggal 1 Agustus sampai 26 Agustus 2016. Lama, tapi nggak selama nunggu jodoh. Sampe beberapa hari setelah PK aku mendapat uncoditional offer letter dan CAS. Alhamdulillah...

Oke, perjuangan masih belum selesai. Aku masih harus mengurus beberapa berkas agar bisa berangkat ke UoB tepat waktu, untuk mengikuti induction week di tanggal 19 September 2016 nanti.

PS: Khusus untuk IELTS, nanti aku akan menuliskan dalam satu pos tersendiri ^^

Wish Me Luck!!!

No comments:

Post a Comment